Minggu, 24 Juni 2012

Kesalahan Umum Santri TPQ dalam Membaca Al-Qur'an
(Berdasarkan Penilaian Tim Munaqatsah)

Anda terlibat aktif  dalam proses belajar-mengajar di TPQ ? Sudah tertib melaksanakan munaqatsah ?

Munaqatsah / ujian komperehensif adalah sarana evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan Santri TPQ di dalam belajar Al-Qur'an. Berdasarkan Pedoman Pengelolaan TPQ Metode An-Nahdliyah Serie B maka penilaian dalam membaca Al-Qur'an dibagi dalam tiga bidang yaitu : Tajwid, Makhraj dan Fashahah.
Dari pelaksanaan Munaqatsah TPQ Kecamatan Kepung tahun 2012, ada beberapa catatan tentang kesalahan umum santri di dalam membaca Al-Qur'an.
  1. Ahkamul Huruf. Hukum bacaan yang sering salah adalah ghunnah. Ketika mim atau nun berbaris tasydid mestinya dibaca dengung, dan di tahan 2 ketukan. Pelanggaran hukum bacaan ghunnah akan mengakibatkan kesalahan ganda (pengurangan : 2), yaitu untuk Bidang Tajwid (Ahkamul Huruf) dan Bidang Fashahah (Tartilul Qira'ah).
  2. Ahkamul Mad wal Qashar yang sering salah adalah pada Mad Far'i. Beberapa santri membuat kesalahan untuk mad aridl lis-sukun di akhir ayat/bacaan. Sebenarnya ada keleluasaan untuk memilih dalam memanjangkan bacaan boleh 2, 4 atau 6 ketukan. Ketika dalam pembelajaran yang dipilih adalah 2 ketukan, akibatnya saat membaca cepat ada kecenderungan beralih ke 1 ketukan. Disarankan untuk memilih yang 6 ketukan. Pelanggaran hukum bacaan mad far'i sering mengakibatkan kesalahan ganda (pengurangan : 2), yaitu untuk Bidang Tajwid (Ahkamul Mad wal Qashar) dan Bidang Fashahah (Tartilul Qira'ah).
  3.  Tertukarnya panjang-pendek untuk kalimah-kalimah tertentu. Misalnya : Biasanya kesalahan pada mad baik ashli maupun far'i akan mempengaruhi bacaan berikutnya. Karena tempo bacaan berubah, maka "irama lagu" pun ikut berubah. Hasilnya, santri akan lebih "memenangkan" irama lagunya dari pada mematuhi hukum bacaan. Berlaku juga kesalahan ganda.
  4. Kesalahan Makhraj dan Shifat Huruf. Kesalahan makhraj juga sangat memungkinkan terjadi pengurangan 2 (kesalahan ganda). Pada kasus bukmun dibaca bu'mun, kesalahan pertama adalah di bidang makhraj, kesalahan kedua di bidang fashahah (mura'atul huruf / kesalahan huruf). Kesalahan shifat Al-Infitah sering dialami oleh santri yang kurang terbuka mulutnya / bergumam  saat membaca Al-Qur'an.
  5. Kesalahan dalam berhenti / waqaf serta memulai /ibtida'. Al-waqfu wal ibtida'merupakan hal yang sangat sulit. Untuk mengatasi ini, biasanya ustadz/ah membacakan ayat dan santri langsung memberi tanda tempat-tempat waqaf dan ibtida' yang tepat di Al-Qur'annya masing-masing. Kesalahan jenis ini adalah kesalahan tunggal, pengurangan nilai 1.
  6. Mura'atul huruf wal harakat. Kesalahan huruf dan kesalahan baris/harakat. Mura'atul huruf wal harakat. Kesalahan huruf dan kesalahan baris/harakat.  Kasus yang sering dijumpai adalah kesalahan membaca QS Al-Baqarah ayat 15. Akibatnya nilai akan berkurang 1, kesalahan tunggal.
  7. Tartilul Qira'ah. Kesalahan ini disebabkan santri terburu-buru dalam membaca, padahal bacaannya kurang lancar. Atau juga tempo bacaannya yang tidak stabil. Bisa mengakibatkan kesalahan tunggal maupun ganda.
  8. Adabul Qira'ah atau adab dalam membaca Al-Qur'an. Semestinya santri membawa/memegang mushaf Al-Qur'an dengan sopan dan tenang. Membuka lembar demi lembar juga harus harus hati-hati dan pelan-pelan sehingga tidak sampai merusak kertas. Tindakan sebaliknya akan mengakibatkan pengurangan nilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar